script type='text/javascript'> var thumbnail_mode = "float" ; summary_noimg = 275; summary_img = 275; img_thumb_height = 120; img_thumb_width = 120;

Kamis, 14 Agustus 2014

Bayi Gatal-gatal Karena Alergi

Alergi identik dengan gatal-gatal. Tapi, alergi ternyata bisa juga muncul dalam bentuk gejala lain. Kenali gejala alergi pada bayi.

Kasihan juga melihat bayi heboh menggaruk-garuk tubuhnya yang gatal karena alergi. Belum lagi kalau menggaruknya terlalu semangat hingga kulitnya terkelupas. Menurut dr. Zakiudin Munasir, SpAK, alergi merupakan reaksi yang berlebihan atau respons yang tidak normal dari sistem kekebalan tubuh bayi terhadap zat-zat dari luar yang masuk ke dalam tubuhnya.
 
“Sehingga, ada sejumlah zat yang sebetulnya bermanfaat untuk tubuh, seperti zat-zat yang terkandung di dalam makanan, oleh sistim kekebalan bayi ditolak dan dianggap sebagai ‘musuh’ bagi tubuhnya,” kata Ketua Divisi Alergi Imunologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak, FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
   
Alergi sejak lahir. Dalam situs www.allergicchild.com disebutkan, reaksi alergi pada tubuh bayi, biasanya diakibatkan tingginya sejenis senyawa protein di dalam darah, yaitu yang dikenal sebagai immunoglobulin E (IgE). Sementara semua jenis zat yang memicu timbulnya reaksi alergi, disebut alergen.

“Umumnya, reaksi alergi pada bayi tidak langsung muncul, tapi setelah tubuhnya beberapa kali ‘mengenali’ zat-zat tertentu yang kemudian dianggap sebagai ‘musuh’. Kalau reaksi alergi langsung timbul pada bayi yang baru lahir, artinya tubuh bayi sudah mengenal zat ‘musuh’ itu sejak di dalam kandungan,” jelas dr. Zakiudin tentang kapan biasanya reaksi alergi muncul pada bayi. Bila bayi Anda sangat sensitif, pada usia 2-3 minggu, dia sudah bisa memperlihatkan gejala alergi.

Pada bayi, reaksi alergi biasanya muncul akibat zat-zat tertentu di dalam makanan, termasuk di dalam ASI atau susu formula. Gejala alergi makanan yang dialami bisa berupa eksim, gatal-gatal di kulit, atau diare. Jika dibiarkan, eksim bisa berkembang menjadi asma.
Sedangkan pada anak balita, kebanyakan reaksi alergi disebabkan oleh faktor lingkungan. Misalnya, bulu binatang, kutu, atau serbuk sari tanaman. Reaksi alergi yang terlihat berupa sesak napas atau asma.
   
Umumnya akan hilang. Sejalan dengan bertambahnya usia bayi dan perkembangan sistem pencernaannya, reaksi berlebihan dari sistem kekebalan tubuhnya terhadap zat-zat yang semula dianggap alergen, secara bertahap akan menghilang. “Normalnya, reaksi alergi pada anak akan mulai menghilang pada usia 2–3 tahun,” sambung dr. Zakiudin yang juga Ketua Unit Kerja Koordinasi Alergi dan Imunologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

Alergi terhadap protein susu, biasanya hilang setelah bayi merayakan ulang tahunnya yang ke-2. Tapi, ada juga alergi yang baru hilang setelah anak berumur 5 tahun, misalnya alergi terhadap kacang-kacangan. “Pada beberapa orang, ada reaksi alergi yang tidak hilang seumur hidupnya. Contohnya, alergi terhadap makanan laut atau seafood. Khususnya, terhadap senyawa histidin yang terkandung di dalam beberapa jenis seafood,” lanjut dr. Zakiudin yang akrab dipanggil dr. Zaky ini.

Penanganannya? “Ada 3 tahapan penanganan alergi pada bayi. Pertama, hindarkan alergen. Kedua, dengan obat-obatan, dan ketiga, dengan imunoterapi,” jelas dr. Zaky. Khusus untuk penyebab bayi alergi dari makanan, ada 4 jenis makanan yang perlu diperhatikan saat Anda hendak mengenalkan atau memberikannya kepada bayi, yaitu susu sapi, telur, kacang tanah, dan makanan laut (seafood).
 

Cara Mudah Mencuci Pakaian Bayi

Kulit bayi lebih sensitif dari orang dewasa. Jadi, perhatikan perawatan pakaiannya, agar kulit bayi tidak iritasi. Asal tahu kiatnya, pekerjaan ini sederhana dan mudah.

Pilih deterjen. Banyak iklan deterjen hebat yang mampu melenyapkan segala noda. Hatu-hati Bunda karena kemungkinan bahan kimia yang dipakai cukup keras buat kulit bayi. Sebaiknya perhatikan hal-hal berikut ini:
  • Baca dulu baik-baik petunjuk pada label. Pilih yang berlogo ramah lingkungan pada kemasan. Biasanya juga diberitahukan mengandung surfaktan dan enzim.
  • Sebaiknya, pilih deterjen khusus untuk baju bayi.
  • Jika tak ada yang khusus untuk bayi, pilih deterjen yang tidak memakai bahan pewangi atau pewarna.
  • Hindari penggunaan cairan pemutih.
Bersihkan noda. Sebelum mulai mencuci, pilah-pilah baju atau popok bayi Anda.
*Popok bekas tinja dan baju bekas muntah bayi:
  • Buang kotoran ke kloset.
  • Bersihkan sisa kotoran dengan air mengalir.
  • Jika perlu, pada bagian yang terken anoda ditaburi dulu sabun atau deterjen, kemudian dikucek atau disikat, lalu bilas.
  • Jika noda membandel, rendam baju atau popok yang terkena noda dalam larutan deterjen sekitar 30 menit.
  • Setelah itu, popok atau baju bayi boleh dicusi bersama baju lainnya.
*Popok bekas urine:
  • Rendam dalam ember berisi air.
  • Kucek sebentar bagian yang terkena urine sebelum disabuni atau dimasukkanke mesin cuci.
Cara mudah mencuci.
  • Baju atau popok bayi yang sudah bersih dari noda bisa dicuci bersama baju bayi lainnya. Jika mengggunakan deterjen bubuk, tuang air di ember atau mesin cuci dulu, baru dibubuhi deterjen. Dengan demkian, debu deterjen tidak menebar ke mana-mana.
  • Baju bayi harus dibilas 2-3 kali, sampai benar-benar bersih. Ingat, selembut apa paun deterjen yang Anda pakai, jika tidak dibilias dengan dengan bersih bisa menyebabkan terjadinya ruam popok.
  • Ingin baunya segar, bubuhkan 2 sendok makan soda kue (baking soda) di bilasan terakhir di mesin cuci, atau 1 sendok teh di bilasan terakhir saat mencuci dengan tangan. Cara sederhana ini bisa membuat baju bayi lebih lembut dan berbau segar.
  • Pelembut bayi, boleh saja, tapi pilih yag khusus untuk bayi. Pelembut baju dewasa dikhawatirkan membuat daya resap popok berkurang.
  • Setelah diperas, keringkan dengan menggantung baju, balik bagian daa,m baju agar terkena sinra matahri. Sinar matahari akan membantu menghilangkan kuman-kuman. Setelah kering, seterikalah baju sehingga lebih nyaman dipakai dan rapi ketika disimpan. 
Sumber: www.ayahbunda.co.id

Rabu, 13 Agustus 2014

Tips mudah memilih baju anak

Baju anak akan menjadi salah satu hal yang kini menambah daftar belanja anda. mengingat pakaian adalah salah satu kebutuhan utama setiap orang, maka anak andapun juga akan memerlukan pakaian untuk dikenakannya baik untuk sehari-hari maupun untuk bepergian dan menghadiri acara-acara khusus. Sebagai orang tua, pasatinya anda tidak ingin hanya anda saja yang terlihat modis, namun pastinya anda juga menginginkan anak anda untuk dapat tampil menarik di depan banyak orang. Maka dari itu, anda perlu memilihkan pakaian yang tepat untuk anak-anak anda. Memang tidak mudah untuk memilih pakaian untuk anak anda terutama bagi mereka yang telah mampu menentukan kemauannya sendiri. Dengan begitu, anda perlu mengetahui beberapa tips dan trik untuk dapat berbelanja pakaian anak anda agar kegiatan tersebut dapat berjalan dengan lebih mudah dan menyenangkan.

Perhatikan selera anak

Ada banyak cara yang dapat anda lakukan dalam agenda anda membelikan baju untuk anak anda yang beberapa di antaranya akan dibahas dalam tips memilih baju anak berikut. Sebelum anda memutuskan untuk membeli baju untuk anak anda, anda harus berpedoman pada satu prinsip bahwa anak anda bukanlah anda. Anak anda memiliki kepribadian dan selera yang sedikit banyak berbeda dengan anda jadi anda tidak dapat memastikan atau memaksakan bahwa apa yang anda suka pasti juga disukai oleh anak anda. lebih spesifik lagi bahwa anak anda belum tentu suka dengan baju atau pakaian yang anda pilihkan berdasarkan selera anda. maka dari itu, yang pertama-tama perlu anda lakukan dalam membelikan baju untuk anak anda adalah mengajak anak anda berbelanja untuk ikut serta memilih baju yang diinginkannya. Dengan begitu, baju yang dipilih oleh anak anda sudah pasti disukai olehnya dan pasti akan lebih sering dikenakan dari pada baju-baju  yang anda belikan namun tidak sesuai dengan seleranya.
Biarkan anak anda memilih baju yang mereka sukai dan peran anda sebagai orang tua di sini adalah mengarahkannya ketika pilihan anak anda tidak sesuai dengan usianya, misalnya. Jika anak anda telah menyukai apa yang dipilihnya, maka secara otomatis dia akan nyaman dan percaya diri dalam mengenakan pakaiannya dan ini adalah modal utama dalam berpenampilan bagi siapa saja, termasuk anak anda. Sehingga anak andapun dapat senantiasa terlihat menarik di mata banyak orang.Jika anda keadaan tidak memungkinkan bagi anda untuk mengajak anak anda berbelanja, maka anda cukup menanyakan seleranya. Setidaknya, pilihan anda sudah mendekati kemauannya dan baju anak yang anda belikan pun tidak hanya akan menumpuk di lemari karena tidak pernah dipakai.

Pilih bahan yang nyaman

Kemudian, yang perlu anda perhatikan berikutnya adalah karakteristik anak yang aktif dan lincah serta selalu ingin bergerak.Dengan begitu, baju yang anda harus pilihkan untuk anak anda haruslah lebih banyak pada baju dengan tema santai dan model yang sederhana agar anak lebih nyaman mengenakannya saat bermain dan beraktifitas.Selain itu, anda juga perlu memilih baju dengan bahan yang nyaman dan menyerap keringat dan tidak kasar agar anak anda selalu dapat merasa nyaman saat memakainya dan terhindar dari resiko iritasi. Intinya, dalam memilihkan baju anak untuk buah hati anda, jangan sekali-kali memaksakan selera anda untuk dikenakan oleh anak anda karena jika memang anak anda tidak menyukai selera tersebut, sama saja anda hanya membuang-buang uang anda untuk membeli baju yang tidak akan dikenakan oleh anak anda.

Kiat agar anak suka sayur & Buah


kadang si kecil susah sekali klu di suruh makan buah dan suka sama sayuran ya bund.... saya sendiri juga sikecil saya suka pilah-pilih makan buah dan sayuran.

Hal-hal di bawah ini mungkin dapat membantu agar si kecil lebih menyukai buah dan sayur:

* Jelaskan aneka manfaat buah dan sayur.
* Sembunyikan sayur di dalam makanan lain seperti dalam perkedel atau risoles.
* Modifikasi. Beberapa sayuran dapat digoreng kering dengan balutan tepung atau dibuat tempura dengan saus yang manis. Sedangkan buah dapat diolah menjadi jus, es buah, campuran es krim, setup, kolak, manisan, dan lainnya.
* Berikan contoh betapa ayah dan ibu pun suka sekali sayur dan buah.
* Hindari junk food yang merupakan makanan sampah karena rasa manis atau gurihnya mudah mengenyangkan dan membuat anak tak bernafsu makan. Lidahnya juga terbiasa dengan rasa yang kuat dari junk food dan sulit menerima makanan dengan rasa di luar gurih dan manis.

Mg bermanfaat ya bund......

sumber: ibudanbalita.com 

Jajanan Sehat untuk Anak

Saat anak sudah masuk sekolah, itu artinya Ia akan mulai suka jajan. Mungkin akan agak sulit untuk melarangnya jajan. Apalagi, jajanan-jajanan di sekolah yang tidak sehat justru lebih menarik dan disukai anak-anak. Nah, yang bisa Anda lakukan adalah mengajarkan anak mengenali jajanan sehat, agar Ia dapat menentukan mana jajanan yang baik dan tidak baik baginya. Di bawah ini adalah hal-hal yang perlu Anda ajarkan pada anak:

• Katakan pada anak untuk menghindari jajanan berwarna 'ngejreng' karena mungkin makanan atau minuman tersebut mengandung banyak bahan pewarna dan ada kemungkinan bahan pewarna yang digunakan bukan pewarna makanan.

• Ingatkan anak untuk selalu memperhatikan label atau kotak kemasan. Jajanan tergolong cukup aman, jika pada kemasannya tercantum nama produk, jenis bahan, berat bersih, nama dan alamat produsen atau importir, masa kadaluarsa, dan nomor registrasi BPOM.

• Ajarkan anak untuk melihat situasi sekitar, apakah banyak serangga yang hinggap di makanan, apakah alat makan di tempat tersebut dicuci dengan air bersih yang mengalir dan menggunakan sabun. Intinya, ajarkan Ia mengenai kebersihan dasar dan minta Ia untuk memilih tempat jajan yang juga menerapkan prinsip tersebut.

Memilih mainan anak yang sesuai dengan usia dan kemapuannya

Memilih mainan anak yang tepat untuk anak dapat menjadi salah satu hal yang paling penting yang harus kita lakukan untuk anak-anak kita. Anak-anak sangat identik dengan bermain. Bermain adalah dunia anak yang paling dominan. Bahkan, untuk dapat lebih maksimal dalam menyampaikan pelajaran, pendidikan anak usia dini menerapkan sistem belajar sambil bermain. Hal ini disebabkan oleh kemampuan dari otak anak itu sendiri yang sedang gemar melakukan hal-hal yang menyenangkan seperti bermain.Maka dari itu, metode pembelajaranpun harus disesuaikan dengan kemampuan anak-anak sesuai usianya.Dengan bermain, dipercaya bahwa pelajaran yang disampaikan akan lebih mudah diterima dan diserap oleh anak. Namun, sebagai orang tua, kita perlu menjadi lebih bijak dalam memilihkan jenis mainan yang tepat untuk anak-anak kita.
Tepat di sini berarti kita mampu memilih jenis mainan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anak-anak kita dalam menggunakannya dan sekaligus memanfaatkannya sebagai media belajar. Sehingga kegiatan bermain anak akan berjalan dengan lebih efektif dan efisien sesuia dengan kebutuhan dan kemampuan otaknya. Ada beberapa fase penting dalam usia anak yang perlu kita jadikan sebagai bahan pertimbangan saat memilih mainan yang tepat untuk anak kita. Fase-fase tersebut antara lain adalah:
  • Fase 0-2 tahun. Dalam fase awal ini anak memiliki kemampuan yang didominasi oleh kemampuan sensor motorik pada otak anak. Sehingga akan lebih efektif jika kita memberikan mainan pada anak dengan wujud yang lebih mencolok seperti pada warna, baudan tekstur. Mainan yang menggunakan ekspresi juga dapat menjadi salah satu alternatifnya.
  • Fase 3-6 tahun. Pada usia-usia tersebut anak sudah mulai tertarik untuk bereksplorasi sehingga permainan yang memancing minat petualangan mereka akan sangat mendukung minat anak-anak kita. Hal ini dapat kita gunakan juga sebagai sarana untuk mendorong rasa percaya diri anak sehingga mereka tidak ragu-ragu untuk mengeksplorasi hal-hal baru.
  • Fase pra sekolah. Pada fase ini, yang anak butuhkan adalah jenis permainan yang dapat mengembangkan rasa kerjasama dan kemampuan sosialisasi mereka. Hal ini sangat diperlukan oleh anak-anak kita karena mereka akan membutuhkan kemampuan untuk bersosialisasi dengan lingkungan barunya di sekolah.
Untuk fase berikutnya, permainan yang cocok untuk anak anak kita adalah permainan yang memiliki kemampuan untuk merangsang kemampuan peran, ketangkasan, dan kreativitas pada anak. Dengan memilih mainan yang tepat untuk anak, berarti kita sama juga dengan mendukung kesempatan mereka untuk belajar dengan lebih efektif dan efisien sesuai dengan fase usia mereka masing-masing. Pemilihan mainan untuk anak secara bijak juga dapat membantu mereka untuk memiliki hidup yang lebih seimbang ke depannya.Dengan kata lain, kita sebagia orang tua memiliki peranan yang cukup penting dalam menentukan apa yang perlu anak kita dapatkan salah satunya dengan cara memilih mainan yang tepat untuk anak kita.

Selasa, 12 Agustus 2014

Pendidikan dengan Keteladanan

Mendidik anak bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Mendidik anak bukan sekedar menjalani fitrah kehidupan mengikuti air mengalir, dan tak perlu pengetahuan dan perencanaan yang jelas. Sebaliknya, pendidikan anak harus dijalankan dengan tata cara yang benar, mengikuti pedoman yang telah dicontohkan uswah hasanah kita.
Dr. Abdullah Nashih Ulwan dalam buku ”Metode Pendidikan Anak Dalam Islam” menjelaskan tentang metode pendidikan anak yang efektif, yaitu mendidik dengan keteladanan, mendidik dengan pembiasaan, mendidik dengan nasehat, mendidik dengan pengawasan, dan mendidik dengan hukuman.
Insya Allah, akan kita bahas satu demi satu metode pendidikan tersebut. Kali ini, akan dibahas metode mendidik anak dengan keteladanan.
Dalam metode ini, orang tua mengajarkan segala sesuatu kepada anak dengan memberi keteladanan yang dapat dilihat dan ditirukan langsung oleh anak-anak.
Pendidikan dengan keteladanan ini sangat cocok bagi anak-anak karena proses pembelajaran yang pertama bagi seorang anak adalah meniru. Dia meniru siapa saja yang ada di sekitarnya. Dia berusaha mencoba apa saja yang dilakukan oleh orang yang dilihatnya, misalnya berusaha untuk makan sendiri, mencoret-coret dengan alat tulis, memakai sepatu dan baju ayah ibunya, menyuapi boneka, membuang sampah pada tempatnya, dll.
Pada perkembangan selanjutnya ketika si anak sudah bisa berbicara, maka ia akan memperhatikan dan mencoba meniru apa saja yang ia dengar dan ia lihat dari lingkungannya. Oleh karena itu hendaklah orang tua menjadi contoh yang baik bagi anak-anaknya dalam hal ucapan, tingkah laku, dan sikapnya. “…maka bertaqwalah kepada Allah, dan ucapkan perkataan yang benar”.(Q.S.An-Nisaa’:9).
Orang tua haruslah mencontoh Rasulullah SAW yang berakhlak mulia, lalu mengarahkan anak-anak, untuk menjadikan Rasulullah sebagai uswatun hasanah atau tauladan yang baik dalam segala aspek. Bila kita masing-masing meneladani Rasulullah SAW maka insya Allah akan tercipta generasi-generasi seperti para sahabat dan anak-anaknya.
Hal-hal yang penting untuk dilakukan oleh orang tua dalam melakukan metode ini adalah dengan memberikan keteladanan dalam hal :
a. Ibadah
Karena Allah SWT menciptakan kita, tiada lain agar kita beribadah kepada-Nya:“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku” (Q.S. Adzariyaat : 51)
b. Sikap pemberani
Penting pula dicontohkan kepada anak sikap berani membela kebenaran, menentang kemaksiatan, dan berani bertanggung jawab atas segala perbuatan yang dilakukan.
c. Sikap murah hati
Ketika anak menyaksikan orang tua mereka senang memberi bantuan kepada orang lain, tidak bakhil, serta ringan tangan dalam segala urusan sosial kemasyarakatan, maka anakpun insya Allah termotivasi untuk melakukan hal yang sama.
d. Bersifat zuhud
Marilah kita ajarkan kepada anak-anak kita untuk belajar bersifat zuhud, tidak boros dan tidak berlebih-lebihan. “Dan janganlah engkau tujukan pandangan matamu kepada kenikmatan yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia, agar Kami uji mereka dengan (kesenangan) itu. Karunia Tuhan-Mu lebih baik dan lebih kekal,” (Q.S.Thaahaa: 131).
e. Sikap tawadhu’
Sikap tawadhu’ rendah hati adalah sifat mulia. “Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan dimuka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri,” (Q.S.Lukman: 18).
f. Sikap istiqomah
Allah SWT akan mengaruniakan kepada orang-orang yang istiqomah ketenangan hati, rasa optimis, dan pahala surga. “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan Rabb kami adalah Allah, kemudian mereka istiqomah, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), janganlah merasa takut dan janganlah merasa sedih, dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan,” (Q.S.Fushshilat: 30).
g. Sikap penyantun
Sikap penyantun dan lemah lembut akan memudahkan manusia menerima seruan dakwah ke jalan Allah SWT. Karenanya, setiap mukmin harus memiliki sifat penyantun dan lemah lembut, agar Islam diterima dengan baik oleh siapa saja, sebagai rahmat bagi seluruh alam. “Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut kepada mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakkal,” (Q.S.Ali Imran: 159).

Hal 32 Oleh Ari Aji Astuti
Sekretaris I Pimpinan Wilayah Salimah Jawa Tengah

Pendidikan dengan Pembiasaan

Pendidikan dengan pembiasaan adalah pendidikan yang dilakukan dengan cara membiasakan anak untuk melakukan sesuatu yang kita inginkan. Ini merupakan  kelanjutan dari pendidikan dengan keteladanan. Hal-hal positif yang ingin kita tanamkan kepada anak, kita berikan kepada mereka berupa contohperilaku, dan kemudian kita biasakan anak-anak untuk melakukan hal-hal tsb.
Pola pembiasaan merupakan salah satu cara yang efektif dalam pendidikan anak. Pola ini tidak memerlukan banyak kata dan perintah, hanya memerlukan contoh dan konsistensi dalam melatih kebiasaan anak.
Hal-hal yang dapat kita lakukan untuk menanamkan pendidikan dengan pembiasaan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk anak balita
a.  Pengkondisian dengan latihan berulang-ulang
Tahap ini sudah bisa dimulai sejak bayi. Hal-hal yang ingin kita tanamkan kepada anak seperti, membaca al Qur’an setiap ba’da magrib, membiasakan cuci tangan sebelum makan, dan lain-lain, kita contohkan kepada anak. Ini adalah merupakan tahap pengkondisian. Saat itu, anak akan mengamati, dan mencoba mencerna hal-hal yang ia lihat.
Setelah pengkondisian kita lakukan, kemudian kita latih anak-anak untuk melakukannya bersama-sama  setiap hari, berulang-ulang, dan kita ingatkan bila anak lupa atau tidak melakukannya. Untuk anak yang masih bayi, kita ajak serta pada saat kita melakukan kegiatan-kegiatan tersebut. Misalnya dengan menggendong atau memangkunya ketika kita membaca Al Qur’an, menidurkan anak disamping sajadah kita ketika kita shalat, dan sebagainya.
b. Membimbing/menuntun anak melakukan sesuatu dimulai dari mendengar, mengulang, memahami, menuliskan, membaca, dan kemudian mempraktikkan.
Misalnya membiasaan anak menghafal Al Qur’an, menghafal bacaan shalat, menghafal hadist, dan lain-lain. Kita mulai memperdengarkan ayat-ayat yang menjadi target hafalan anak, satu ayat demi satu ayat, berulang-ulang, secara kontinu misalnya setiap mengantar atau menemani anak menjelang tidur.
Saya telah mempraktikkan cara tersebut ketika anak saya masih bayi. Setiap malam ketika mengantar anak tidur, saya bacakan ayat-ayat Al Qur’an. Alhamdulillah, saat anak mulai bisa berbicara, ayat-ayat itu terucap dari mulutnya dengan baik dan lancar.
Untuk hafalan do’a sehari-hari, saya membacakannya setiap akan melakukan kegiatannya. Ketika akan memberi ASI, saya bacakan do’a mau makan.Selesai memberi ASI saya bacakan do’a setelah makan. Begitu anak bisa berbicara, semua aktifitas yang akan dlakukan dimulai dengan do’a yang sesuai, dengan baik pula..
2. Untuk anak-anak yang sudah baligh/dewasa
Sering terjadi, orang tua lupa menanamkan hal-hal baik kepada anak sehingga anak belum terbiasa melakukan kebaikan-kebaikan yang seharusnya sudah ia lakukan dikala usia mereka sudah baligh/dewasa.
Tentu hal ini menjadi lebih sulit dibanding dengan menanamkan kebiasaan ketika masih usiakanak-kanak. Diperlukan cara lain untuk dapat menyentuh rasa dan nurani anak sehingga ia akan tersadar dan kemudian melakukan kebiasaan baik dengan kesadaran sendiri. Anak-anak yang sudah baligh disadarkan dengan cara melibatkan rasa dan pikirnya, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menghubungkan/mengaitkan segala urusan dengan aqidah
Anak yang sudah baligh, ia sudah mampu berpikir. Ketika dalam usia tersebut anak belum terbiasa melakukan hal-hal yang seharusnya dia lakukan, hal yang paling tepat dilakukan adalah mengingatkannya dengan konsep aqidah.
Diingatkan akan banyaknya nikmat Allah SWT yang dilimpahkan kepadanya sehingga mestinya ia bersyukur dengan melakukan ketaatan dan memperbanyak ibadah. Diingatkan dengan adanya surga dan neraka, balasan kebaikan yang berlipat ganda bagi yang beramal shaleh, dan azab yang dahsyat bagi yang ingkar kepada Allah SWT dengan cara yang halus dan menyentuh hati, bukan dengan tekanan dan banyak vonis.
 b. Menjauhkan anak dari kemaksiatan
Agar anak terjaga dari hal-hal negatif dan bisa terus konsisten dengan perubahan menuju kebaikan, hindarkan selalu dari hal-hal yang buruk. Pelihara anak dari perilaku maksiat dan terus beri semangat bahwa dia akan mampu berubah bila ia berusaha dengan sungguh-sungguh.
c. Mengubah lingkungan anak
Ada kalanya anak sulit berubah menjadi lebih baik bila lingkungan pergaulan dan lingkungan hidupnya tidak berubah. Pengaruh lingkungan teramat besar bagi anak-anak, terutama yang sedang beranjak dewasa karena saat itu anak-anak biasanya merasa lebih nyaman dengan teman seusianya dan mulai sedikit menjauh dari orang tua. Maka orang tua wajib menciptakan lingkungan yang baik, yang mendukung terhadap perubahan anak dan meyakinkan bahwa lingkungan tempat mereka bergaul dan berkembang adalah lingkungan yang baik.


Hal 32 Oleh Ari Aji Astuti
Sekretaris I Pimpinan Wilayah Salimah Jawa Tengah

majalahembun.com 

Mendidik dengan Nasihat

Anak memerlukan nasihat untuk melakukan hal yang baik dan benar. Anak perlu diberi tahu serta diingatkan untuk menghindarkan diri dari hal-hal yang salah. Suatu sifat manusiawi bahwa salah dan lupa itu akan selalu ada. Anak-anak pun tak dapat terhindar dari sifat lupa dan berbuat kesalahan, walaupun sudah setiap hari dan setiap saat dinasihati.
Ketika anak melakukan kesalahan, maka tak ada kata lain bagi orang tua kecuali menasihatinya. Tetapi, hal penting yang harus diperhatikan adalah bagaimana nasihat itu harus disampaikan kepada anak, agar anak memahami nasihat dan mampu melaksanakannya dengan ringan hati  tanpa disertai rasa marah dan kebencian.
Kiat-kiat menasihati anak :
1. Nasihat harus diberikan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh anak. Gunakan kalimat-kalimat sederhana, tapi mengena. Gunakan bahasa yang santun, sampaikan dengan tenang dan tanpa kemarahan.
2. Isi nasihat bisa diambil dari kisah-kisah yang ada dalam Al Qur’an, hadist-hadist Rasulullah SAW, atau kisah-kisah para sahabat, tabi’in, kisah-kisah teladan lainnya. Sampaikan kisah-kisah tersebut sebagai cerita sebelum tidur, cerita saat bermain, dan bacaan harian anak, sehingga nasihat dapat dicerna dengan baik tanpa ada kesan digurui.
3. Nasihat bisa disampaikan dengan cara-cara yang santai, seperti ngobrol, sambil bercanda, sambil makan bersama, dalam perjalanan, saat menemani anak berangkat tidur, dan lain-lain.
4. Jangan sekali-kali menasihati anak ketika kita dan anak kita dalam keadaan sedang marah. Orang yang marah tidak mampu berfikir secara rasional. Berbicara pasti dengan emosi. Semakin banyak bicara, emosi akan semakin membara. Apabila dipaksa berbicara,kata-kata yang keluar bisa jadi tidak terkontrol dan akhirnya bisa semakin mempertajam masalah. Langkah terbaik adalah mengikuti nasihat Rasulullah SAW, diamlah ketika marah.
5. Jangan menuntut anak untuk melakukan nasihat saat itu juga, karena anak bukanlah robot yang langsung bisa melaksanakan segala instruksi hanya dengan menekan tombol remote control.
6. Beri anak waktu untuk berfikir dan menyelami nasihat yang kita berikan, dan jangan  terburu-buru memberikan sanksi saat anak belum  melaksanakan nasihat tersebut.
7. Diskusikan bersama anak sanksi apa yang akan diberikan bila anak melanggar nasihat-nasihat kita.
Rasulullah SAW memberikan contoh bagaimana cara menasihati anak ketika mereka melakukan kesalahan :
a. Menegur anak dengan lemah lembut ketika anak melakukan kesalahan saat itu juga, kemudian menunjukkan hal yang benar. Seperti ketika Rasulullah SAW menegur seorang anak yang melakukan kesalahan saat makan bersama, maka beliau memberitahukan etika makan makan yang benar. Rasulullah SAW bersabda, “Wahai anak, sebutlah nama Allah, dan makanlah dengan tangan kananmu, serta makanlah yang ada di hadapanmu.” (H.R. Bukhari Muslim)
b. Menasihati anak dengan sindiran. Nasihat dilakukan di depan banyak anak, tetapi tidak menyebutkan nama anak yang melakukan kesalahan, agar anak tidak merasa malu di depan teman-temannya.
c. Menasihati anak yang melakukan kesalahan secara tersembunyi untuk menjaga perasaan anak. Anak yang melakukan kesalahan dipanggil ke tempat khusus, dan dinasihati dari hati kehati, tidak di depanteman-temannya.
d. Menegur anak yang melakukan kesalahan, menunjukkan kesalahannya, kemudian memberi waktu untuk berfikir tentang kesalahan yang dilakukan. Kemudian memberikan sanksi yang setara dengan kesalahan anak, bila anak masih tetap melakukan kesalahan.
e. Tidak terlalu cepat memberikan hukuman, tetapi cari dulu sebab mengapa anak melakukan kesalahan. Beri nasihat, lihat hasilnya, baru setelah itu apabila anak belum juga berubah ke arah yang lebih baik, berikan hukuman yang setara dengan  kesalahan yang dilakukan.
Dalam menasihati anak, alangkah baiknya bila orang tua juga dapat menjadi contoh tauladan bagi anak tentang hal-hal yang dinasihatkan kepadanya. Sebab bagi anak, contoh riil akan lebih mengena daripada sekedar kata-kata.
Semoga kita para orang tua yang menginginkan anak-anak sholeh dan sholihah, terhindar dari perbuatan ini. Semoga kita dapat menjadi contoh bagi anak-anak kita dalam segala ucapan dan perbuatan, menjadi model idola bagi anak, dan bukan hanya menjadi orang tua yang pandai menasihati tetapi tak pandai memberi tauladan. Na’udzubillaahi min dzaalik. Aamiin.
Jangan sampai kita menjadi orang yang suka mengatakan, “Ikuti apa yang saya katakan, jangan ikuti apa yang saya lakukan”, namun semoga kita menjadi orang tua yang selalu dapat melakukan apa-apa yang kita nasihatkan kepada anak-anak kita, sehingga anak-anak memperoleh gambaran yang jelas bagaimana melaksanakan nasihat yang kita sampaikan. Aamiin. []
Hal 32 Oleh Ari Aji Astuti
Sekretaris I Pimpinan Wilayah Salimah Jawa Tengah

sumber: http://majalahembun.com/category/14-kolom/14-buah-hati/ 

Rabu, 06 Agustus 2014

Cara Menasehati Anak

Bersama anak, bukan hanya di dekat anak
Sangat penting untuk meluangkan waktu bersama anak, bukan hanya berada di dekat anak. ‘Bersama anak’ artinya kita ikut terlibat dengan kegiatan yang sedang dilakukan anak, entah bermain, belajar, atau apa pun.

Motivasi dari dalam, lebih baik daripada motivasi dari luar
Contoh motivasi internal: keinginan belajar anak karena rasa penasaran akan sesuatu.
contoh movitasi eksternal: suruhan, rasa takut (diomeli/dimarahi).
Motivasi internal akan jauh lebih kuat mendorong anak untuk melakukan hal-hal positif, daripada motivasi eksternal.
Prestasi, bukan prestise
Adakalanya orang tua mengejar prestise, melalui apa yang dicapai anak. Jika demikian, maka hal yang memberi prestise, misalnya nilai mata pelajaran, akan menjadi tujuan pencapaian orang tua.
Seharusnya yang dikejar adalah prestasi anak. Perolehan nilai mata pelajaran hanya salah satu indikator prestasi.
Proaktif, bukan reaktif
Contoh sikap reaktif:
Kita memarahi dan menasehati anak ketika mereka berantem.
Contoh sikap proaktif:
Kita mengapresiasi ketika anak sedang bekerja sama, main bersama misalnya.
Dahulukan reward, bukan punishment
Meskipun hukuman itu bisa saja diberikan ketika anak melakukan kesalahan, tetapi lebih baik dan harus jauh lebih didahulukan penghargaan ketika anak melakukan kebaikan. Jika akan membuat hukuman bagi pelanggaran tertentu, pastikan hukuman tersebut bisa dilaksanakan. Sebagai contoh, mengatakan pada anak di mall “Kalau kalian lari-lari terus, nanti ditinggal!” adalah hal yang tidak mungkin dilakukan.
Jangan pernah berbohong pada anak
Kita mungkin pernah mentolerir kebohongan pada anak untuk hal-hal tertentu. Seharusnya kita tidak boleh sama sekali berbohong kepada anak, karena akan mengurangi kepercayaan mereka terhadap kita. Kurangnya kepercayaan anak kepada kita akan menyebabkan anak mencari pihak yang lebih dipercaya di luar rumah.
Tidak menyakiti fisik anak
Menyakiti fisik adalah salah satu contoh sikap reaktif ketika anak melakukan kesalahan, dan hanya akan menghentikan anak dalam jangka pendek.
Anak, Si Pembelajar
Pada dasarnya anak senang belajar. Itulah mengapa bayi pada umumnya sangat antusias mengejar sesuatu yang baru mereka lihat, meskipun harus berkali-kali jatuh. Yang sering tidak kita sadari, cara mereka belajar bisa jadi tidak sama dengan apa yang kita bayangkan. Mereka belajar dengan cara mengamati, menyentuh, menggigit apapun bagi bayi, mengacak-acak mainan dan sebagainya.
Konon, menurut penelitian, 80% anak malas belajar karena sress, entah di rumah atau di sekolah.
Beberapa tips mengajak anak belajar:
* Bawa anak pada kondisi nyaman dulu, misalnya awali dengan permainan, tebakan dsb.
* Usahakan anak penasaran dengan materi ajar: pancing dengan pertanyaan, ajak berimajinasi dsb.
Konsisten, konsisten!
Saya baru sadar betapa berbahayanya inkonsistensi dalam membuat aturan. Sebagai ilustrasi, ketika di awal kita melarang anak beli coklat, kemudian akhirnya memperbolehkan mereka beli karena merengek, nangis, bahkan mungkin mengamuk, maka anak akan belajar beberapa hal:
* Kata ‘tidak boleh’, ternyata bisa berarti ‘boleh’
* Semakin besar ‘gangguan’ yang dilakukan, ‘tidak boleh’ itu semakin mendekati ‘boleh’. Jadi kalau ingin berhasil, tinggal dinaikkan saja level gangguannya.
* Upaya negatif (menangis, merengek, mengamuk), ternyata bisa menghasilkan hasil positif (dibelikan coklat tuh…)
* Ternyata orang tua gak bisa dipercaya
Positif, bukan negatif
Selalu beri anak energi positif, bukan energi negatif
* Gunakan kalimat positif, jangan kalimat negatif (misalnya menggunakan kata ‘jangan’, ‘tidak’, ‘tidak boleh’). Bayangkan apa yang akan kita rasakan jika seseorang berkata “Jangan membayangkan seekor monyet berbadan besar, berbulu hitam, bergelantungan di pohon, bersuara uukk…ukk…”. Kita pasti akan membayangkan sang monyet dengan jelas, meskipun sudah jelas-jelas dikatakan “jangan”. Jadi lebih baik mengatakan “Nanti kita akan beli anu, anu dan anu”, daripada mengatakan “Nanti jangan beli coklat ya…”.
* Tidak memberi stigma negatif terhadap anak, misalnya dengan mengatakan “Iya nih, anak saya memang pemalu….” Jadi pemalu beneran terus menerus deh. Setiap anak pasti punya kelebihan. Angkat sisi-sisi yang jadi kelebihannya itu.
Meninggikan, jangan Merendahkan
Seperti juga orang tua, anak ingin dihargai, punya harga diri. Kadang kita secara tidak sadar merendahkan harga diri anak dengan cara: mengomeli, memarahi, menasehati terus menerus, sehingga di pikiran anak tertanam:
* Saya ini memang gak bisa
* Biar aja yang memutuskan ayah/ibu, toh kalau saya yang memutuskan mesti salah
* Pendapat saya mesti salah, pendapat ayah/ibu yang benar
dan seterusnya, yang membuat anak menjadi kurang percaya diri dan menilai negatif dirinya sendiri
Mendengar, baru berbicara
Kita kadang memandang anak sebagai ‘makhluk kecil yang belum ngerti, dan karena itu harus diberitahu, dinasehati dst’, sehingga kita jarang mau mendengar apa yang diinginkan dan dirasakan anak. Kita seharusnya mau lebih banyak mendengar, karena dengan kita dengarkan, rasa percaya dirinya akan naik, potensi berpikirnya pun akan lebih tergali. Ketika si Kakak memukul adeknya misalnya, maka seharusnya hal pertama yang kita lakukan adalah mendengar dan mencari tahu apa yang dia pikirkan/rasakan, sehingga si Adek dipukul. Setelah kita dengarkan, baru berbicara kepadanya: menasehati, memintanya untuk minta maaf dan sebagainya.

sumber: http://bintanggemerlap.wordpress.com

Tips Melatih Anak Shalat Sejak Balita

Karena pembelajaran shalat untuk anak usia dini adalah dalam rangka pembiasaan, bukan karena kewajiban, maka orang tua dapat melatih anak dengan cara-cara berikut ini :

1.TeladanMemberikan keteladanan dengan cara mengajak anak
melaksanakan shalat berjamaah di rumah. Keteladanan yang baik membawa kesan positif dalam jiwa anak. Orang yang paling banyak diikuti oleh anak dan yang paling kuat menanamkan pengaruhnya ke dalam jiwa anak adalah orang tuanya. Oleh karena itu, Rasulullah saw memerintahkan agar orang tua dapat menjadi teladan yang baik bagi anak-anak mereka. Pada tahap awal, keteladanan yang dapat dicontoh anak adalah gerakan-gerakan shalat. Pada tahap berikutnya keteladanan yang bisa diberikan orang tua adalah bacaan shalat dengan suara yang terdengar oleh anak. Sehingga anak tidak hanya mendapatkan stimulasi gerakan shalat tapi juga bacaan shalat.Masa anak-anak adalah masa meniru dan memiliki daya ingat yang luar biasa. Orang tua harus menggunakan kesempatan ini dengan baik, jika tidak ingin menyesal kehilangan masa emas ( golden age ) pada anak
2.Melatih berulang-ulang
Melatih gerakan dan bacaan shalat pada anak usia dini hendaknya dilakukan dengan cara berulang-ulang  Semakin sering anak usia dini mendapatkan stimulasi tentang gerakan shalat, apalagi diiringi dengan pengarahan tentang bagaimana gerakan yang benar secara berulang-ulang maka anak usia dini semakin mampu melakukannya. Begitu juga dengan bacaan shalat. Semakin sering di dengar oleh anak, maka semakin cepat anak hafal bacaan shalat tersebut. Sekalipun pemberi teladan yang utama adalah ayah dan ibu, diharapkan orang dewasa lainnya yang tinggal bersama anak juga bisa menjadi teladan bagi anak. Sehingga ketika ayah tidak ada di rumah dan ibu berhalangan memberikan teladan, makapemberian latihan tetap bisa berlangsung oleh orang dewasa lainnya yang tinggal bersama anak
3.Suasana nyaman dan Aman.
Menghadirkan suasana belajar shalat yang memberikan rasa aman dan menyenangkan bagi anak dalam menerima seluruh proses pendidikan shalat yang diselenggarakan saat anak usia dini mengikuti gerakan orang tua dalam shalat, pada tahap awal terkadang bisa mengganggu kekhusukan shalat orang tua. Orang tua harus dapat memahami bahwa tindakan anak meniru gerakan orang tua adalah proses belajar, sehingga sekalipun anak dapat mengganggu kekhusukan shalat orang tua, anak tidak boleh di marahi atau dilarang dekat dengan orang tua saat shalat. Pengarahan tentang bagaimana tata cara shalat yang benar kita ajarkan kepada anak setelah proses shalat berlangsung. Dalam tahap lanjut, anak tidak hanya bisa meniru gerakan shalat, tapi juga memiliki kebanggaan untuk menggunakan simbol-simbol islami baik dalam ucapan maupun perilaku dalam shalatnya dan sebagainya.

4.Tidak MemaksaTidak melakukan pemaksaan dalam melatih anak usia dini
melakukan shalat
.
Perkembangan kemampuan anak melakukan gerakan shalat  adalah hasil dari pematangan proses belajar yang diberikan. Pengalaman dan pelatihan akan mempunyai pengaruh pada anak bila dasar-dasar keterampilan atau kemampuan yang diberikan telah mencapai kematangan. Kemudian, dengan kemampuan ini, anak dapat mencapai tahapan kemampuan baru yaitu dapat melakukan gerakan shalat sekalipun belum berurutan.
5.Tidak membanding-bandingkanSecara fisik, semakin bertambah usia anak maka semakin mampu melakukan gerakan-gerakan motorik dari yang sederhana sampai yang komplek. Namun perlu diperhatikan adanya keunikan setiap anak. Bisa jadi tahapan perkembangan gerakan motorik antara anak pertama lebih cepat dibandingkan anak kedua. Oleh karenanya, penting bagi orang tua untuk memperhatikan perkembangan seseorang, dan tidak membanding-bandingka dengan sang kakak atau anak yang lain yang seusia dengan anak.
sumber: http://anakkreatif.wordpress.com

Siasat Untuk Balita Yang Sulit Makan Sayur

Jangan kebahisan akal untuk membuat balita mau makan sayur. Banyak cara bisa dicoba. Bunda bisa coba berbagai strategi ini.

Motivasi jitu: Berlomba.
Bila ada saudara atau teman anak yang bisa diajak makan bersama, Anda bisa mengadakan lomba kecil makan sayuran. Letakkan di piring beberapa potong buncis dan wortel rebus, lalu beri aba-aba untuk memulai lomba. Berikan hadiah sederhana semisal stiker tokoh kartun favorit kepada pemenangnya. Cara ini pasti membuat anak semangat melahap sayuran. Jika si 1 – 2 belum bisa menghabiskan sayuran, berikan ia semangat agar ia menang di lomba berikut.

“Popeye suka bayam, Adik suka apa?”. Setiap balita ingin menjadikan benda yang dikenalnya sebagai posesi atau miliknya sendiri. Cobalah menggunakan analogi yang sama lalu gabungkan dengan jenis sayur yang kurang disukainya. Tentu saja, sebagai permulaan, jenis sayur favorit lebih dominan jumlahnya daripada yang jenis sayur yang lain.

Jadikan kudapan. Ya, sesekali, biarkan anak menikmati brokoli atau wortel rebus yang dibumbui ringan sambil bermain atau tidak dalam posisi duduk di meja makan.    

Tak perlu memaksa, maklumi proses belajar makan si 1 – 2 tahun. Ingat, potongan makanan perlu dipindahkan oleh lidah ke samping agar dapat dihaluskan oleh gigi, lalu dibawa ke tengah kembali dan dipindahkan ke sisi lainnya untuk dikunyah kembali sampai lumat sebelum ditelan. Anak sebaiknya dibiarkan bila dia mengunyah dengan mulut terbuka.

Sembunyi dalam menu favorit anak. Misalnya:
•    Wortel, buncis, zukini, bayam atau jenis sayur lain dicincang, diparut, dihaluskan, atau diiris tipis lalu diselipkan ke dalam roti isi ragout, sup krim, telur dadar, nasi goreng, rolade, atau skotel makaroni. Bisa juga menjadi topping pizza, campuran saus spageti, atau dimasukkan ke dalam adonan aneka keik potong dan muffin.
•    Tomat, wortel atau mentimun dapat dibuat jus atau smoothies yang dicampur dengan sedikit gula/madu dan es. 

“Hebatnya sayuran!” Salah satu cara jitu memotivasi anak-anak adalah dengan bercerita serta menjawab pertanyaannya. Misalnya cerita tentang kehebatan bayam yang membuat anak-anak menjadi lebih kuat dan bertenaga. Mungkin Anda sudah bisa mulai mengenalkan istilah sederhana seperti vitamin.

Ikut belanja dan masak, akan meningkatkan keingintahuan dan minat balita. Sambil mencuci daun selada, pastilah jari mungilnya dengan jahil atau mencicipi robekan daun ini. Sambil berbelanja ajak si 1 – 2 tahun menebak warna. Sambil mencuci dan mengolah sayuran, berceritalah tentang tokoh kartun favoritnya dan sayur favorit mereka.

Ajak ke kebun sayur, atau menanam sayuran sendiri. Anak akan menikmati proses tumbuh sayur yang ditanamnya dan menjadi tidak sabar untuk memanen dan mengetahui seperti apa rasanya. Atau ajak dia beragrowisata.

Satu tim kompak. Minta sepupu, teman bermain anak atau orang lain untuk turut mengajak anak makan sayur. Di lain pihak, sediakan aneka jenis sayur siap santap yang Anda taruh di tempat-tempat yang mudah diraih oleh anak. Lingkungan yang seperti ini amat besar pengaruhnya dalam membentuk pola makan anak, termasuk kebiasaan makan sayur.

sumber: http://www.ayahbunda.co.id

Peranan Asi ekslusif bagi ibu dan anak

Menyusui sangat penting untuk tumbuh kembang bayi dan anak, baik untuk kesehatan ibu dan ekonomis bagi keluarga. Meskipun ASI sangat bermanfaat bagi tumbuh kembang bayi tetapi banyak sebagian ibu – ibu yang tidak memberikan ASI pada bayi mereka. Hal ini dapat dilihat dari data di Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan tahun 2008 sebanyak 6,5 %, tahun 2009 sebanyak 10,5 %, tahun 2010 sebanyak 19,2 % serta pada bulan Januari hingga Agustus 2011 hanya 8,3 % bayi yang mendapat ASI Eksklusif. Angka tersebut masih rendah mengingat berdasarkan target dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2015 minimal ibu menyusui bayi secara eksklusif sebesar 80 %.
Keuntungan lain yang tidak kalah pentingnya bagi bayi yang disusui ASI lebih sehat dan dapat terhindar dari berbagai penyakit infeksi terutama diare dan pneumonia. Hal ini dapat dilihat berdasarkan data kematian bayi di Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan akibat aspirasi susu formula di tahun 2009 sebanyak 5 bayi, tahun 2010 sebanyak 4 bayi, serta tahun 2011 sebanyak 5 bayi.
ASI eksklusif adalah pemberian air susu ibu kepada bayi umur 0 – 6 bulan tanpa diberikan makanan atau minuman tambahan selain obat untuk terapi ( pengobatan penyakit ). ASI merupakan satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi baik fisik, psikologi sosial maupun spiritual. ASI mengandung nutrisi , hormon, unsur kekebalan pertumbuhan, anti alergi, serta anti inflamasi. Nutrisi dalam ASI mencakup hampir 200 unsur zat makanan. ASI adalah sebuah cairan tanpa tanding ciptaan Allah yang memenuhi kebutuhan gizi bayi dan melindunginya dalam melawan kemungkinan serangan penyakit. Keseimbangan zat – zat gizi dalam air susu ibu berada pada tingkat terbaik dan air susu memiliki bentuk paling baik bagi tubuh bayi yang masih muda. Pada saat yang sama ASI juga sangat kaya akan sari – sari makanan yang mempercepat pertumbuhan sel-sel otak dan perkembangan system saraf.
Manfaat ASI antara lain :
  1. a.Mudah dicerna
  2. b.ASI mengandung zat – zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi.
  3. c.Protein ASI lebih mudah diserap dibanding pada susu sapi.
  4. d.Bermanfaat untuk kecerdasan, karena mengandung asam lemak dan asam amino yang penting untuk perkembangan otak.
  5. e.Meningkatkan kekebalan, sehingga bayi tidak mudah sakit.
  6. f.Bersih dan bebas pencemaran.
  7. g.Kontak langsung antara ibu dengan bayi akan membentuk ikatan kasih sayang yang bisa membantu pertumbuhan dan perkembangan psikologis bayi.
  8. h.Bersih dan murah, sehingga aman untuk bayi dan hemat.
Adapun bagi ibu menyusui dapat menunda haid dan kehamilan ( berfungsi sebagai kontrasepsi ) serta mengurangi resiko kanker payudara. Bayi yang tidak mendapatkan ASI memiliki risiko tumbuh kembang yang tidak optimal diakibatkan asupan nutrisi yang kurang serta lebih mudah terkena penyakit infeksi. Disamping itu pemberian susu formula secara dini akan menyebabkan kerugian secara materi.
Dari hal itu keuntungan menyusui bagi bayi diantaranya yaitu :
  1. a.Sebagai sumber gizi yang lengkap.
  2. b.Imunisasi awal yang berguna meningkatkan daya tahan tubuh bayi.
  3. c.Meningkatkan kecerdasan otak serta emosional dan spiritual bayi.
  4. d.Menyusui merupakan hak bayi.
Adapun keuntungan menyusui bagi ibu dan keluarga diantaranya yaitu :
  1. a.Mencegah perdarahan.
  2. b.Mempercepat pengecilan rahim setelah melahirkan.
  3. c.Mengurangi pengeroposan tulang.
  4. d.Mengurangi resiko kanker payudara.
  5. e.Mudah dan praktis serta hemat.
  6. f.Bagi ibu bekerja akan jarang bolos karena bayi sakit.
Dengan memberikan ASI pada bayi juga berarti memenuhi 10 hak-hak anak antara lain :
  1. 1.Hak untuk hidup dan mendapat makanan.
  2. 2.Hak untuk kesehatan.
  3. 3.Hak untuk tumbuh kembang.
  4. 4.Hak untuk perlindungan.
  5. 5.Hak untuk pendidikan.
  6. 6.Hak untuk berpartisipasi.
  7. 7.Hak untuk bermain.
  8. 8.Hak persamaan.
  9. 9.Hak untuk mendapat nama dan kebangsaan.
  10. 10.Hak untuk rekreasi.
Tetapi adanya produk – produk susu formula yang begitu banyak menyebabkan banyak masyarakat beralih dari ASI ke susu formula. Hal ini menyebabkan banyak terjadi pemberian makanan pendamping ASI secara dini. Beberapa penyebab ibu tidak memberikan ASI kepada bayinya disebabkan karena kurangnya pengetahuan ibu dan masyarakat pada umumnya tentang pentingnya pemberian ASI kepada bayi. Selain itu adanya produk susu formula yang beredar dimasyarakat menyebabkan masyarakat memilih memberikan susu formula pada bayi. Serta merasa tidak percaya diri untuk menyusui, ASI yang tidak keluar, ASI yang tidak mencukupi , kesibukan ibu menyusui, serta faktor sosial budaya yang terjadi di masyarakat sehingga bayi tidak mendapatkan ASI.
Semestinya dengan mengetahui manfaat ASI penggunaan susu formula bisa dihindari pada saat bayi dalam masa eksklusif. Serta dengan adanya Undang – Undang Kesehatan Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan , hak bayi untuk mendapatkan ASI Eksklusif dapat terpenuhi. Semoga segera dapat ditindaklanjuti dengan adanya Peraturan Daerah di Kabupaten/Kota tentang ASI Eksklusif. (Ning)
Sumber : Gema Bersemi Edisi 5 Tahun 2011
sumber: http://pppakb.grobogan.go.id/